Ada sesuatu yang istimewa dari Turki. Negara ini bukan sekadar persimpangan antara Asia dan Eropa, tapi juga titik temu antara masa lalu yang agung dan masa kini yang modern. Dari kejayaan Kekaisaran Utsmaniyah hingga keindahan alam yang menawan, Turki selalu berhasil memikat siapa pun yang menapaki tanahnya. Tak hanya wisata sejarah, tapi juga perjalanan spiritual yang menggetarkan hati. Menyusuri jejak sejarah Islam Turki seperti membaca kisah panjang peradaban yang membentuk wajah dunia Islam hari ini.
Sejarah Turki dimulai jauh sebelum era modern, ketika wilayah Anatolia menjadi tempat bertemunya berbagai bangsa dan budaya. Namun, masa paling berkilau dimulai saat Sultan Mehmed II, atau yang dikenal sebagai Al-Fatih, menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453. Peristiwa ini bukan hanya kemenangan militer, tetapi juga simbol kemenangan iman dan ilmu pengetahuan. Setelah penaklukan itu, Konstantinopel berubah nama menjadi Istanbul—dan dari sanalah Islam bersinar ke seluruh dunia. Di bawah kekuasaan Utsmaniyah, Istanbul menjadi pusat kebudayaan, pendidikan, dan perdagangan global selama berabad-abad.
Kini, jejak kejayaan itu masih bisa kamu rasakan di setiap sudut Istanbul. Hagia Sophia berdiri gagah, mencerminkan perpaduan antara kekuatan dan spiritualitas. Kubah raksasanya yang menjulang tinggi seakan menantang waktu, sementara kaligrafi indah di dinding-dindingnya memantulkan cahaya keimanan. Di sisi lain, Masjid Biru memukau dengan keanggunannya. Enam menara menjulang tinggi, karpet merah yang lembut di bawah kaki, dan gema azan yang menggema dari menara, menciptakan suasana yang tak akan terlupakan bagi siapa pun yang datang.
Namun, Istanbul bukan satu-satunya tempat yang layak disinggahi. Sekitar dua jam perjalanan dengan kapal feri, kamu akan tiba di Bursa—kota yang dulu menjadi ibu kota pertama Kekaisaran Utsmaniyah. Bursa dikenal sebagai kota yang tenang, penuh pesona spiritual, dan kaya warisan budaya. Di sini terdapat Ulu Cami (Masjid Agung Bursa), salah satu masjid tertua dan terindah di Turki. Di dalamnya terdapat 192 kaligrafi indah bertuliskan nama Allah سبحانه وتعالى dan Rasulullah ﷺ, karya tangan para kaligrafer terbaik abad ke-14. Di Bursa pula terdapat makam para sultan pertama, termasuk Osman Gazi, pendiri Dinasti Utsmaniyah.
Dari Bursa, perjalanan bisa dilanjutkan ke Cappadocia—sebuah wilayah yang tampak seperti dunia lain. Lembah batuan vulkanik yang terbentuk secara alami selama ribuan tahun menjadi pemandangan yang begitu unik. Saat pagi datang, ratusan balon udara terbang bersamaan di langit Cappadocia, menciptakan panorama yang sulit dilupakan. Namun di balik keindahannya, Cappadocia juga menyimpan nilai spiritual. Di bawah tanahnya terdapat jaringan kota bawah tanah tempat kaum beriman berlindung di masa-masa sulit, menjadikannya saksi keteguhan iman di tengah ujian.
Bagi banyak jamaah, Turki kini menjadi pilihan ideal untuk menggabungkan wisata sejarah dan spiritualitas. Melalui program jejak sejarah Islam Turki, para peserta bisa menapaki jejak para sultan, ulama, dan pejuang Islam sambil menikmati keindahan negeri dua benua ini. Program ini sering digabungkan dengan perjalanan ibadah ke Tanah Suci, memberikan pengalaman yang lengkap: ibadah, sejarah, dan perjalanan hati.
Turki mengajarkan bahwa keindahan sejati bukan hanya terlihat dari bangunan megahnya, tapi juga dari nilai-nilai yang diwariskan oleh para pendahulunya. Saat kamu berdiri di halaman Hagia Sophia, menatap langit Istanbul yang berwarna jingga, kamu mungkin akan menyadari satu hal—bahwa sejarah bukanlah masa lalu yang mati, tapi napas hidup yang terus berdenyut dalam diri mereka yang masih mau mengingat dan menghargainya.