Dari Hagia Sophia ke Cappadocia: Perjalanan Religi yang Tak Terlupakan

Dari Hagia Sophia ke Cappadocia: Perjalanan Religi yang Tak Terlupakan

par Hasan Basri,
Nombre de réponses : 0

Bicara tentang Turki memang tidak ada habisnya, bestie. Negara ini seolah memiliki dua wajah yang sama-sama memesona—di satu sisi modern dan berkilau, di sisi lain klasik dan sarat nilai sejarah Islam. Banyak jamaah yang baru pulang dari Makkah dan Madinah merasa, perjalanan mereka belum lengkap tanpa singgah di negeri Al-Fatih ini. Program umroh plus turki menjadi pilihan yang pas bagi mereka yang ingin menutup perjalanan spiritual dengan wisata bersejarah yang penuh makna.

Bayangkan setelah menyelesaikan ibadah di Tanah Suci, kamu mendarat di Istanbul—kota yang menghubungkan Asia dan Eropa. Dari jendela pesawat, pemandangan Selat Bosphorus membelah dua benua terlihat begitu menakjubkan. Di sanalah kamu sadar bahwa Turki bukan sekadar destinasi wisata, melainkan simbol dari pertemuan antara dunia Timur dan Barat yang hidup berdampingan dalam harmoni.

Saat menginjakkan kaki di tanah ini, kamu bisa merasakan suasana religius sekaligus dinamis. Orang-orang Turki dikenal ramah, berpendidikan, dan sangat bangga dengan sejarah mereka. Masyarakatnya menjaga nilai Islam dengan elegan—wanita berhijab berjalan berdampingan dengan turis asing tanpa ada jarak sosial yang kaku. Di setiap sudut kota, azan berkumandang dengan lantang dari menara-menara masjid yang berdiri megah. Pemandangan ini seperti pengingat bahwa Islam masih menjadi denyut utama kehidupan di negeri yang dulunya pusat dunia Islam ini.

Turki juga punya cara unik merayakan identitasnya. Di pasar-pasar tradisional seperti Grand Bazaar atau Spice Bazaar, kamu bisa menemukan aroma rempah, warna-warni kerajinan tangan, dan senyum pedagang yang tak pernah lelah menawarkan dagangan mereka. Tapi yang paling berkesan adalah ketika kamu menyeruput teh hangat di pinggir Bosphorus sambil menatap matahari terbenam—momen sederhana yang membuat siapa pun jatuh cinta pada negeri ini.

Tak jauh dari hiruk-pikuk kota, berdiri megah Istana Topkapi—tempat para sultan Utsmaniyah memerintah selama berabad-abad. Di sinilah sejarah Islam terekam dalam setiap ruang dan lorongnya. Koleksi peninggalan suci seperti pedang Rasulullah ﷺ, jubah beliau, dan surat-surat peninggalan sahabat tersimpan dengan penuh kehormatan. Banyak jamaah yang tak kuasa menahan air mata saat melihat langsung peninggalan tersebut. Rasanya seperti kembali menyentuh sejarah Islam yang selama ini hanya dibaca dalam kitab dan buku-buku sejarah.

Selain Topkapi, ada juga Istana Dolmabahçe yang menggambarkan masa transisi antara tradisi dan modernitas Turki. Arsitekturnya memadukan gaya Eropa dan Timur Tengah, menandakan bagaimana Turki menjadi jembatan dua dunia. Dolmabahçe menjadi simbol perubahan besar pada masa akhir kekuasaan Utsmaniyah, sebelum akhirnya Republik Turki berdiri di bawah Mustafa Kemal Atatürk.

Namun yang membuat perjalanan ini begitu bermakna bukan hanya keindahan bangunannya, melainkan kisah di balik setiap batu dan menara. Dari semangat penaklukan Al-Fatih hingga kebijaksanaan para ulama dan ilmuwan yang lahir di tanah ini, semuanya membentuk satu narasi besar: bahwa Islam adalah agama peradaban, bukan sekadar ritual.

Tak heran bila banyak agen travel seperti pusat umroh kini menyediakan paket umroh plus turki yang dirancang bukan hanya untuk wisata, tapi juga sebagai perjalanan menapaki jejak spiritual. Biasanya, setelah menjalankan ibadah di Makkah dan Madinah, jamaah akan terbang ke Istanbul, lalu melanjutkan perjalanan ke Bursa, Ankara, dan Cappadocia. Setiap tempat menawarkan pengalaman yang berbeda—ada sejarah, budaya, dan nilai keimanan yang saling melengkapi.

Di Bursa misalnya, kamu akan merasakan suasana Islam yang masih kental. Di masjid-masjid tua seperti Ulu Cami, jamaah shalat masih ramai meski di luar musim wisata. Di Cappadocia, kamu bisa menikmati balon udara di atas lembah batu yang eksotis sambil merenungkan betapa luasnya ciptaan Allah سبحانه وتعالى. Setiap hembusan angin di udara seolah membawa pesan bahwa keindahan dunia ini hanyalah secuil dari kebesaran-Nya.

Turki memang bukan sekadar destinasi tambahan setelah umrah. Negeri ini adalah jembatan antara masa lalu dan masa depan Islam. Ia mengingatkan kita bahwa peradaban Islam pernah menjadi mercusuar dunia—dan bahwa cahaya itu tidak boleh padam.